22 Desember 2009

mau pake AC?

SAlah satu tujuan dari kemajuan teknologi adalah untuk membuat hidup manusia lebih nyaman. Manusia selalu menginginkan hal ynag lebih baik dalam hidupnya, oleh karena itu, manusia selalu berinovasi, selalu membuat perubahan menuju hal yang lebih baik, lebih nyaman. SAlah satu teknologi yang dibuat untuk memberikan kenyamanan bagi manusia adalah AC atau Air Conditioner. Sesuai dengan namanya, AC digunakan untuk mengatur temperatur dalam ruangan sehingga manusia dapat merasa lebih nyaman didalamnya. Teknologi yang baik dan pas bagi keinginan manusia, terutama di Indonesia yang suhu lingkungannya sekitar 30 derajat celcius, bahkan dapat mencapai 33 derajat celcius di siang hari pada musim kemarau.

Manusia(terutama di Indonesia), menemukan kenyamanan dalam penggunaan AC. Teknologi ini semakin berkembang seiring waktu. Bahkan mulai bergeser menjadi gaya hidup dan kebutuhan yang mendekati kebutuhan sekunder. Harga perangkat AC yang makin rendah dan begitu pula dengan konsumsi listriknya yang makin efisien membuat makin banyak orang menggunakannya.

Namun, ada sisi buruk yang muncul darinya.

Dari sudut gaya hidup, penggunaan AC di rumah pribadi memberikan kepuasan dan gengsi tersendiri bagi pemilik rumah. Rumah dengan AC menjadi impian mereka yang belum pernah mempunyai AC di rumah tinggal mereka. Yang belum pernah merasakan keadaan rumah ber-AC dibilang 'ndeso', apalagi yang jatuh sakit karena terlalu lama terpapar hawa dingin AC, pasti dibilang 'katrok'. Mereka yang terus-menerus menggunakan AC di hidupnya(rumah, kantor, sekolah, tempat perbelanjaan, mobil, dll) terkadang mengalami kesulitan untuk berada di tempat yang tidak ber-AC. Mereka cepat merasa gerah dan berkeringat banyak yang membuat mereka jauh dari keadaan nyaman.

DAri sudut fungsi, AC sudah bergeser dari alat pembuat nyaman hidup dengan memberikan suhu ruangan yang sejuk menjadi alat pendingin ruangan. Kenapa saya sebut menjadi alat pendingin ruangan, karena ada masyarakat yang merasa kalo belum dingin, bahkan sampai menggigil, lebih baik tidak usah memakai AC. Ada pula yang bilang, bahwa AC harus dioperasikan pada suhu tertentu, kalau tidak akan membuat AC cepat rusak. Contoh, jika di kamar berukuran 3mx4m dipasang AC, namun AC hanya boleh dioperasikan pada 24 derajat celsius, ternyata si anak merasa kedinginan sehingga tidak bisa banyak beraktifitas tanpa mengenakan jaket atau selimut. Belum ada alasan yang jelas yang saya dapatkan mengenai hal ini. Begitu pula ketika suatu ruang kelas dipasang AC central untuk seluruh gedung, ternyata suhu ruangannya diatur pada suhu tertentu sehingga para siswa akhirnya belajar, walau tidak dapat berkonsentrasi penuh karena disibukkan dengan aktifitas menghangatkan badan, bergoyang kesana kemari, menempelkan tangan di ketiak atau ditaruh di bawah pantat, menggosok-gosokkan tangan,dll. Ditambah pula dengan iklan/promosi AC yang menggambarkan bahwa dengan memakai AC, maka kita dapat merasakan sejuk layaknya berada di cuaca salju, dengan berpakaian ala orang Eskimo, bahkan ada pula yang ditambah dengan meminum segelas minuman hangat. Yang terbersit dalam pikiran saya, "Nah lho, diluar panas, tapi jadinya malah minum air hangat karena pakai AC sampai kedinginan. Terus, maunya manusia ini ngerasa hangat, sejuk, panas apa dingin sih??".

Bingung saya sampai sekarang.

Kita pun tahu, bahwa prinsip kerja AC secara mudah adalah memindahkan panas dari dalam ruangan menuju lingkungan. Karena panas di dalam ruangan berkurang, maka suhu ruangan pun menjadi lebih rendah. Jadi, dapat kita simpulkan secara sederhana, bahwa dengan kita membuang panas ke lingkungan(luar ruangan) maka kita membuat suhu ruangan lebih panas. Hal ini dikarenakan makin banyaknya pengguna AC. Coba saja kita berdiri mendekati buangan panas pendingin udara sebuah pusat perbelanjaan modern, bagaimana panas yang dibuang? seberapa panas hasil buangan panas tersebut agar orang-orang dapat berbelanja dengan nyaman? Demikian pula jika kita menggabungkan buangan panas dari AC yang dipakai seluruh warga suatu kompleks perumahan, pasti juga demikian panas, buangan panas dari AC tersebut. Ditambah pula panas yang dihasilkan dari pembangkit listrik yang harus memenuhi kebutuhan listrik penduduk yang makin meningkat. Jadi, bisa dibilang, kita menambahkan panas ke lingkungan karena keinginan kita untuk merasakan hawa sejuk(atau malah hawa dingin??). Mungkin ada penulis lain yang bisa memberikan gambaran mengenai signifikan atau tidaknya buangan panas ini pada kenaikan suhu lingkungan.

Ada beberapa ide yang bisa saya bagi untuk pengguna AC.
> Atur suhu AC pada suhu sedikit dibawah suhu lingkungan, agar buangan panas tidak terlampau banyak.
> Manfaatkan panas buangan AC agar tidak menjadi panas yang sia-sia(contoh: panas AC digunakan untuk mengeringkan sepatu, atau panas yang dikeluarkan AC disalurkan untuk mengeringkan pakaian, dll).
> Jangan sering-sering menggunakan AC jikalau tidak perlu. Maksudnya disini adalah agar kita tidak "kecanduan" memakai AC

Kalau ada ide lain, penulis dengan senang hati menampung dan mendukung. Mari kita dukung perubahan menuju hidup yang lebih baik dengan teknologi yang lebih baik.

Bagaimana dengan anda?

TObacco in Indonesia

After seeing 101 East--a programme of Al Jazeera-- which gives a introductory perspective of asian countries, this time, about tobacco in Indonesia, I felt....much like....embarrased. I do feel so because what they showed me --also their international viewers--in the programme, that Indonesians are so addicted to tobacco.

There was one side that they picture a young mother being sick--lung cancer-- for their men in the family smoke. They portrayed the ironi that she got the cancer although she breathed second-hand-smoke(smoke that smokers release). She doesnt smoke, but eventually she died to it. She cant hold her newborn child anymore. And yet their family cant let their hand off their cigarettes, only this time, less than their usual consumption. Even some of the relatives didnt believe that tobacco can cause death, at least sickness. They even tell that being cough a lot is not sick, since for them being sick means you can only rest in your bed doing hardly anything. They were saying it in plain face.

IN the other hand, in the tobacco farmers side, a man has been smoking for 30 years, and he is smoking less since he felt harder to breathe. His wife even says that smoking is OK and it wont give any sickness to them. She even let her teenage child smoke since she things it is not masculine for men who doesnt smoke. She said it in the same plain face of farmers in villages.

They also portrayed about when MUI decided to lay fatwa 'haram' to cigarrettes(which means they ban moslems to smoke), farmers rally to refuse the fatwa. The head rally was a moslem as well, pointing out that they will give their life to stand against that fatwa. They dont care who they are facing, since what matters the most for them is that people can keep smoking so the tobacco farmers dont have to lose their job, or even switch their plantation. Some even caught by camera bringing a figure which implies "Cigarettes are not poison".. Even the reporter said, "For them, welfare is more important than theology".

They even portrayed that the brave ex health minister, Siti Fadilah Supari, cannot say anything after being asked about cigarette issue by saying that she is not ready for such question and leaving the question to her staff in excuse to an occasion she was too late to attend.

Their portrays stubs me. They were portraying the embarrasing side of Indonesia in terms of this Cigarette issue.They were concluding that the very low tax and perfect market for cigarettes manufacturer to gain enourmous profit, while in the other hand, bring more Indonesians to their graves earlier.

Tobacco issue is a heartbreaking issue for me. I do realize that many farmers and workers earn their small welfare from it, events gain big-time sponsorship. But in the other hand, more people get sick since for many people--regardless of their financial situation-- smoke regularly either for masculinity, bravery, soothe feelings, relaxing effect. Adding to the fact that more male in their early teen smoke. Plus, the level of role model of Member Of REpresentative board who even smoke in several air-conditioned area or meeting rooms. ANd what hurt me often? It hurts me when I see people smoke almost in any place, they hardly care of what their smoke do to non-smokers. They exhale those poisonous smoke everywhere they smoke, even though there are people who cant inhale it.

Stop Smoking, and tell people not to smoke in public area!

09 Desember 2009

Resensi "When Tomorrow Comes(Gerhana Terakhir)"

Cerita "When Tomorrow Comes" ditulis oleh Peter O'Connor, penulis berkebangsaan Australia dan kemudian dialihbahasakan Lulu Wijaya. Cerita ini merupakan bagian dari buku terbitan Gramedia yang juga memuat cerita Peter O'Connor lainnya yang berjudul "Seeking Daylight's End(Mengejar Matahari)".

cerita ini berawal dari keinginan seorang kakek bernama Joseph untuk pergi melihat gerhana matahari sebagai petualang terakhir yang ingin ia lakukan untuk terakhir kalinya sebelum ia meninggal dunia karena penyakit kanker yang menggerogotinya. Hal ini dilakukan sebagai keinginan terakhirnya karena pada 4 kesempatan sebelumnya ia selalu gagal untuk melihat gerhana matahari. Lokasi yang diinginkan adalah Ceduna, sangat jauh dari Queensland dimana ia dirawat. Hal ini tentu saja mendapatkan tentangan dari keluarganya. Namun begitu, jiwa petualang Joseph yang tidak menerima hidupnya berakhir di rumah sakit menunggu kematian menjemput tidak menyurutkan keinginan Joseph untuk bertualang melihat gerhana matahari Ceduna. Ia pun mengajak cucunya Sarah untuk ikut serta , walau tanpa Sarah pun Joseph tetap pergi. Joseph juga memberikan buku hariannya yang ditulis di usia senjanya kepada SArah, padahal buku itu tak pernah ia ijinkan untuk dibaca orang lain selain istrinya. Setelah mengalami konflik batin yang cukup lama, akhirnya Sarah memutuskan menemani kakeknya bertualang menuju Ceduna.

Sarah yang belum pernah melakukan petualangan sebelumnya banyak melakukan hal-hal baru seperti mengendarai mobil dobel gardan yang disewa kakeknya, padahal ia terbiasa mengendarai mobil transmisi otomatis untuk berangkat kerja. Selama perjalanan, mereka menyempatkan diri untuk singgah dibeberapa tempat yang belum pernah SArah kunjungi. SArah pun merasa senang karena ia menemukan jiwanya yang hilang, bisa mendengarkan kisah-kisah kakek rentanya, mengambil gambar-gambar menakjubkan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Walaupun kakeknya terus menutupi keadaan bahwa penyakitnya makin cepat menggerogotinya. Membuatnya semakin cepat mendekati kematian.

Beberapa hari sebelum peristiwa gerhana terjadi, tiba-tiba kakeknya tidak sadarkan diri dan terpaksa kembali dirawat di kota Port Augusta yang dekat dengan Ceduna. Sarah pun kembali mengalami konflik batin, antara menjaga kakek tersayangnya atau meneruskan perjalanan. Tentu saja, Joseph meminta Sarah untuk meneruskan perjalanan dan memotret gerhana sebagai hadiah terakhir untuknya. Akhirnya, dengan berat hati, Sarah pun segera pergi ke Ceduna, tujuan utama perjalanannya. Disana, ia menyadari kenapa kakeknya begitu ngotot ingin pergi. Ia melihat keindahan dan keajaiban alam disana. Sesuatu yang ia senangi dari lubuk hatinya. Kalau saja ia terlalu lama terpukau gerhana, mungkin ia lupa mengambil gambar gerhana untuk kakeknya. Di rumah sakit, kakeknya pun melihat gerhana melalui teleskop kertas. Senyum manis mengantarkannya meninggalkan dunia.

Joseph adalah seseorang yang mempunyai prinsip "Yang penting adalah hidup macam mana yang kita jalani, bukan berapa lama kita hidup" dan " Uang memang penting, tapi hidupmu lebih penting". Hal ini didasari pada pengalamannya sebagai prajurit di medan perang. Disana, ia menyadari betapa pentingnya hidup dan betapa singkatnya hidup ini untuk disia-siakan. Ia juga merupakan orang yang memegang kendali atas hidupnya sendiri. Hal yang jarang ia lihat pada kebanyakan orang karena kebanyakan orang yang masa depannya ditentukan oleh orang lain. Oleh karenanya, ia meninggalkan rumah pada usia muda, ikut berperang, berpetualang, berkelana, mencoba-coba hal baru. Si kakek ini juga tidak setuju dengan pendapat bahwa orang yang sudah dekat kematian harus hidup selama mungkin demi keluarganya walaupun harus terus menerus dirawat di rumah sakit, tanpa bisa melakukan aktivitas apa-apa. Baginya, orang seperti itu sudah lama mati walau dibantu dengan alat medis, karena ia sudah tidak bisa melakukan apapun.

Cerita ini memberikan inspirasi pada kita untuk melakukan apa yang kita inginkan tanpa harus selalu mematuhi orang lain apalagi sampai menentukan masa depan kita. Kita diingatkan untuk menikmati hidup dengan cara yang kita inginkan, karena hidup itu hanya sementara. Meraih cita-cita dan impian adalah suatu keharusan agar kita merasa 'hidup'. Hidup bukanlah sesuatu yang mengekang kita dalam rutinitas sehingga tanpa sadar kita sudah melewati hampir seluruh masa hidup kita tanpa pernah meraih kehidupan itu sendiri dan menyesal kemudian hari.

Namun, terkadang di mata orang lain, hal ini dianggap egois karena hanya menginginkannya demi kepuasan diri sendiri. dianggap Liar, karena pergi berpetualang sehingga meninggalkan keluarga sedemikian lama hanya untuk kesenangan pribadi. Tak bermasa depan, karena hal-hal yang ingin dicapai tidak menghasilkan penghasilan yang sepadan demi keluarga. Dan melakukan banyak hal yang dipandang sia-sia oleh orang lain walau yang demikian itu bermakna sekali bagi kita. Kita mungkin ingin membuka toko bunga kecil-kecilan walau bisa melamar di perusahaan akuntan publik terkemuka. Mungkin saja ingin bepergian berkeliling Indonesia sampai ke perbatasan untuk mengambil gambar keadaan saudara kita disana. Atau sekedar mendendangkan syair-syair merdu untuk menghibur orang. Dan masih banyak hal lain. Yang sepele namun bermakna dalam bagi kita. Apalagi terkadang kesuksesan seseorang dinilai oleh uang. Sukses adalah kebebasan finansial. Sukses adalah kemampuan untuk menjadi seseorang yang disegani. Sukses berarti mampu membeli banyak mobil, rumah dan perlengkapan elektronik. Sukses itu bisa menikahi wanita cantik. Sukses membawa kebahagiaan (apa iya?)

Kita memang sadar bahwa uang memang penting dalam hidup, tapi apakah sebegitu pentingnya sampai kita rela melepas hidup? Bagaimana dengan anda?

depresi tidak meningkatkan peluang kesuksesan.

ketika berada dalam keadaan dimana kita hanya bisa menunggu hasil penilaian dari usaha/pekerjaan kita, kita tentu akan merasa tertekan, depresi ataupun cemas. Pada beberapa situasi, hal ini dapat mengggangu aktivitas rutin kita, makan, tidur, istirahat, belajar, dll. Semangat menurun, hidup tidak produktif, hari-hari mendera hati dan pikiran yang senantiasa berdebar. Kita bisa tidak tenang dibuatnya.

Namun, ketika dipikir kembali, apa hal ini akan mempengaruhi hasil pekerjaan kita ? APa dengan keadaan ini, hasil penilaian kita akan menjadi baik? Apa akan membuat kita mempersiapkan hidup lebih baik?

TIdak.

Sekali lagi, TIDAK.

Depresi, dari stres yang berlebih hanya akan merugikan kita sendiri. Bila hasil usaha kita baik, tenaga kita habis terforsir karena memikirkannya saja. Bila hasil usaha kita tsb kurang baik, kita malah akan jatuh lebih dalam.

'TApi hasilnya itu berpengaruh besar terhadap hidupku, EKA!', ujarnya.

Setiap pilihan hidup itu pasti punya pengaruh pada hidup kita masing2. Besar kecilnya tergantung pada kita sendiri. Kita memang harus siap pada masing2 konsekuensinya.

Stres yang baik akan memberi kita kesempatan untuk berbicara pada kita. Berdiskusi pada diri kita sendiri. 'Bagaimana jika gagal?', 'Bagaimana jika begini?', atau 'Bagaimana jika begitu?' dan lain2..

Janganlah mulai jawaban2 pertanyaan tersebut dengan "ah", "aduh", "coba saja..", bahkan dengan umpatan2. Bayangkanlah jawaban2 yang singkat, mudah, ringkas sedemikian hingga kita dapat bangkit dari kegagalan. Mulailah dengan jawaban2 positif, "saya pasti bisa", "Saya akan melakukan ini dan itu jika hasilnya kurang baik" dan bermacam-macam lagi.

Stres yang demikian dapat membuat kita lebih tenang dalam menjalani hari2 yang tidak menentu bagi mereka yang menjalaninya.

Jika depresi masih membelit, mintalah Tuhan untuk menjadikan diri kita lebih kuat dari depresi yang melanda. Minta IA menggandengmu dalam hidup. Dan berterimakasihlah padaNya bila depresi itu telah lewat.

Bagaimana dengan Anda?

05 Desember 2009

Proaktif vs Reaktif

Membaca buku 7 Habits of Highly Effectively TEens sewaktu remaja dahulu belum menjamin bahwa 7 tahun kemudian kita akan bisa berlaku seperti yang ada pada buku tersebut walaupun telah mencobanya.

berpikir reaktif dianalogikan sebagai botol minuman bersoda yang digoncang2. Kita pun sudah paham apa yang terjadi bila tutup botol tersebut dibuka. Isi botol itu pun akan menyembur kemana-mana.
Lain halnya dengan proaktif. Proaktif adalah kebalikan dari sifat reaktif. Ia tahan guncangan, walau diguncang pun ia tidak akan menyemburkan isinya kemana-mana seperti halnya analogi sifat reaktif.

Orang yang bersifat reaktif cenderung berlaku menurut keadaan sekitarnya. Jika ia tidak diguncang, maka ia akan tetap tenang. Namun, bila diguncang, ia akan ikut berguncang dan bergejolak sehingga akhirnya mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya tanpa melihat keadaan di sekelilingnya.
bila Seseorang mampu berlakju proaktif, ia tidak akan goyah karena guncangan. Ia akan berlaku layaknya air dalam gelas, yang kembali ke bentuk semula bila diguncang. Ia dapat kembali seperti keadaannya semula seperti sebelum diguncang. Ia akan dapat berpikir tenang dan tidak terbawa keadaan sekitar. Karena ia dapat berlaku tenang maka ia akan dapat berlaku sesuai keadaan disekitarnya.

Yang manakah kita, reaktif atau positif?

Secara pribadi, saya mencoba untuk selalu bersikap proaktif. Mencoba bersikap seperti diri sendiri tak tergoyahkan oleh keadaan sekitar namun berujar sesuai dengan keadaan sekitar. Tapi banyak hal yang masih kuanggap sebagai sikap reaktif, contoh : ketika berkomentar di facebook atau blog teman, saya selalu terdorong untuk menambahkan apa yang dikomentari orang sebelumnya, juga ketika dihadapkan pada pilihan bidang untuk berkarir, dan masih banyak lagi.

Untuk mencontohkan orang untuk bersikap proaktif, saya masih butuh banyak waktu..

bagaimana dengan anda?

19 September 2009

Persiapan menuju lebaran







Sekian gambar diatas adalah sebagian potret masyarakat yang mempersiapkan Lebaran dengan berbelanja ke pasar tradisional Pandansari di daerah KebunSayur di Balikpapan. Banyak sekali pengunjung maupun pedagang kagetan di pasar ini di 3 hari menjelang lebaran.

Diatas ada potret anak kecil yang menunggui dagangannya berupa daun sop dan jeruk nipis. Mereka (menurut saya) adalah salah satu dari pedagang kaget yang menggali rezeki dari ramainya pengunjung pasar. Mereka tidak mempunyai los sendiri, oleh karena itu, mereka menaruh dagangannya di tangga di atas bagian daging (ayam, sapi, ikan). Semoga bisa menjadi cerminan agar kita lebih bersyukur.

Dan selain itu, ada yang menarik perhatian saya. Sebuah taksi(sebutan warga balikpapan untuk 'Angkutan Kota') trayek no.5 atau warna kuning dari Toyota Kijang tahun '80an masih dipakai untuk mengangkut ibu2 yang berbelanja. untuk diketahui, mobil tua ini sudah tergusur oleh taksi-taksi lain yang dirakit dari minibus carry, bahkan kijang diesel. Melihat taksi ini, timbul kenangan ketika kecil dulu. Kami dulu biasa naik taksi dari mobil tua ini untuk pulang sekolah. Saat itupun , taksi ini sudah kelihatan tua. Apalagi sekarang.

Bagi yang kangen, silakan dipandang lama-lama..

Taqabalallohu mina wa minkum. Minal aidin wal faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Semoga RAmadhan ini telah memberikan pelajaran bagi kita dan kita bertemu lagi dengannya tahun depan. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik tiap bulannya. Amin...

18 September 2009

A physical impact for stress.....pregnancy??

Ada cerita menggelikan namun, akan terasa lebih menggelikan jika ditulis dalam bahasa Inggris..

jadi...bersiaplah!


A physical impact for stress.....pregnancy??

It was when I took a english profieciency test, I found one of the question in the reading section to be tickled me. I smile meaningfully reading it..

The question was based on a passage about stress and how to manage it. In the passage, there was a sentence explaining about some physical impact we may suffer if we are stress. The impacts stated were heart attacks, ulcers, and...(what was it??)..cancer..perhaps. he3..

Then, we jumped into the question based on the passage. The question was:
The following is the physical impact of stress, but...
a. ulcers.
b. cancers.
c. heart attacks
d. pregnancy.

Of course, we can easily know that the answer is d.

But, what made me smiling? It was because I imagined if there were someone who answered anything but b. It means that he/she agreed that pregnancy is the physical impact of stress...WOW!

I imagined wildly as my mind went elsewhere thinking about it. I came into a conclusion, That some women can get pregnant if her husband is stressed. Why? because some men would go to his wife to get calm, both mentally and physically. By doing so, sooner or later, his wife would then get pregnant. hohoho..That example may justify my conclusion right?

Note:
this may be insane for some. Dont find it offensive, though. So, dont read it over to know what happened, because it will bore you down.
I just want to show that what an imagination can do from a single idea into multiple ideas. Connecting a cause to another cause, drawing conclusion either from truth of weird ides. So, never supress your imagination! Since it can, at least, make you smile and laugh at yourself. (It implies, you wont get stressed, therefore, you wont get pregnant!Ha3x)

:p

09 Agustus 2009

Penjaja Koran utk Orang sukses

Pagi ini aku melihat seorang penjaja koran tua yang datang ke warung Coto Makassar di Kotabaru, Yogya ketika aku dan adikku akan memesan makanan. Sekilas, aku seperti memperhatikan koran2 yang ia jajakan sehingga ia mengira aku tertarik untuk membeli. cepat2 aku lepas hindarkan pandanganku..Ia pun pergi.

Kedatangannya mengingatkanku pada artikel si majalah Eve yang kubaca di PhotoTalk JaKal. Artikel itu berisi mengenai motivasi diri agar tidak gampang menyerah. Ceritanya begini, ada seorang tenaga penjualan asuransi yang frustasi ketika usahanya mendekati sebuah perusahaan agar ia mendapat closing asuransi terus gagal karena dalam sebulan ini ia tidak dalam menemui petinggi perusahaan tersebut. Ia sangat putus asa. Lalu, ketika ia termenung, ia didatangi oleh seorang bocah penjaja koran yang menawarkan koran sore padanya. Ia tidak menanggapi bocah itu (bahasa lainnya nyuekin namun perlahan ia mulai sedikit kesal dengan usaha bocah tersebut. Akhirnya ia melambaikan tangannya menolak tawaran si bocah. Si bocah pun mulai berkeliling menawarkan korannya ke orang lain. Setelah itu, si karyawan ini pun merenung, "bukankah hal yang sama terjadi pula padaku?". Ia pun mengejar bocah penjaja koran itu dan menawarkan untuk makan bersama.

Selagi makan, si karyawan bertanya pada si bocah apakah semua orang cuek padanya dan mengapa ia tetap mencoba menjajakan korannya walaupun dicuek-in. Si bocah hanya menjawab dengan polosnya bahwa tak mengapa ia diperlakukan demikian karena ia sendiri tidak bisa memaksa orang untuk membeli koran yang dijajakannya dan ia akan terus menjajakannya karena kalau tidak begitu, tak ada orang yang akan membelinya. Hal ini menyentak sang karyawan yang tengah frustasi tersebut. Ia tersadar bahwa ia harus gigih, berdedikasi dan tabah dalam berjuang maupun berkarir.. Dan ia pun kembali semangat menghadapi tantangan.

Dalam artikel itu pula dijelaskan ada 3 tipe orang dalam kesuksesan karir : sukses, biasa2 dan gagal. Tipe pertama akan terus memperbaiki diri dan meningkatkan tantangan. Tipe kedua adalah orang yang mempunyai titik kepuasan tertentu dan setelah mencapainya, ia tidak akan memperbaiki dirinya lebih lanjut. Tipe kedua adalah orang yang merasa bahwa tantangan yang ada pada dirinya selalu lebih besar dari yang bisa ia kerjakan, dan bahwa yang salah adalah lingkungannya, bukan dirinya..Hal ini mungkin mirip dengan apa yang dikatakan Adrie Wongso : " Orang Sukses selalu kelebihan cara menjadi sukses, sedangkan Orang Gagal selalu menemukan kelebihan Alasan ia tidak sukses."

Semoga artikel ini berguna bagi penulis maupun pembaca. Komentarnya ditunggu ya..

Kesombonganku berawal dari kerendahanku.

Sejak lama, aku merasa bahwa segala kelebihan yang aku miliki bukanlah sesuatu yang bisa membuatku sombong. Aku berkkata pada diriku sendiri bahwa aku tidak boleh menjadi sombong karenanya. Juga karena masih banyak manusia yang kelebihannya lebih baik dariku. AKu pun memulainya dengan berkata "Ah, bukan apa-apa" atau "Biasa saja" ketika orang memujiku.

Makin lama, karena berpandangan bahwa masih banyak mereka melebihiku, aku mulai berpikir bahwa diriku ini memang bukan apa-apa. Bukan siapa-siapa yang patut disebut hebat. Dan kupikir aku telah menghilangkan rasa sombong itu sampai kapanpun.

Namun, sifat manusia ini ternyata mencari jalan lain. KArena menganggap diri ini bukan siapa-siapa, aku pun mulai mengasihani orang2 yang tidak dapat melebihiku. Dari segi apapun. Hal ini tercermin ketika mendengar berita mengenai suka-duka pengumuman kelulusan sekolah. Ada yang senang gembira karena lulus dan ada pula yang menangis sedih karena harus mengulang 1 tahun. ADa pula yang protes karena hanya satu mapelnya membuat dirinya batal lulus dan batal diterima di salah perguruan tinggi negeri ternama di negara ini, padahal dua nilainya, yaitu Bhs Indonesia dan Bhs Inggris 9 walaupun Matematika "hanya" 3. Mendengar ada kasus2 yang tidak lulus itu, komentarku dalam hati "paling juga kurang rajin belajar" atau " ah ga mungkin, masa yang dua bisa dapat 9 sedangkan salah satu bisa dapat 3", atau "makanya jgn malas-malas belajar". Bahkan kadang, yang lebih parah, untuk mereka yang merayakan kelulusannya, " Baru juga lulus, dah perayaan besar2an. Lulus bukanlah sesuatu yang pantas untuk dirayakan sedemikian besar".

Songong yak?

AKu kemudian kembali teringat akan masa2 sekolahku dulu. Saat-saat dimana aku beranggapan lulus adalah sesuatu yang wajar dan tak lulus adalah sesuatu yang memalukan. Bukan lulus yang aku cari disetiap ujian akhir, melainkan bagaimana menjadi siswa yang memperoleh nilai yang terbaik. Yang dielu2kan saat upacara. Yang ditemukan namanya di 3 besar kelas. Angka 8 menghiasi rapor. Begitu terus sampai SMU. Yang paling parah, ketika aku tidak mengikhlaskan nilai Matematikaku yang hanya mendapat nilai 7 sekian di ujian akhir. Nilai itu jauh dari targetku yaitu 9sekian. Wajar aku marah pada saat itu, karena aku telah mengusahakan dengan sedemikian rupa(namun secara jujur) agar aku bisa memperoleh nilai 9 namun pupus karena aturan NILAI KONVERSI(utk artikel ini, mungkin bisa di-google..). Sampai hampir 5 tahun aku tidak mengikhlaskannya.

PAragraf tsb bukan sebagai pembelaan diri..

Ketika kuliah, aku masih selalu bersikap merendah. TErnyata, ada salah satu temen kuliah yang dalam waktu 1 tahun mengemukakan bahwa aku itu sombong(TErimakasih buat mbah Teguh M, yng menyadarkan). Komentarnya benar2 satu diantara komentar teman2 yang lain. Sampai sekarang, aku pun masih penasaran bagaimana dia bisa menemukannya.

AKhir2 ini, aku belajar dua hal : respon baru menghadapi pujian, dan bahwa aku harus bersyukur. Selama mengikuti seminar dan lokakarya riset di Labmath Indonesia, aku bertemu dengan dua ilmuwan belanda. Dengan kemampuanku, aku tidak menemui kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka. Salah satu dari ilmuwan tersebut, Pak Deepak Vatvani bahkan sampai 2 kali memujiku dalam satu kesempatan, yang petikannya kira2 seperti ini :
Saya (S) : Have you eaten sir?(padahal maksudnya beramah tamah dengan menanyakan sudah makan siang apa belum..)
Pak Deepak (D) : Oh yes, I have. You speak very well there.
S : Ah sir, not much.(berusaha merendah)
D : well yes, you do.
S : Thank you sir..(nyerah utk terus merendah).
Disini, aku merasa bahwa mengucapkan terimakasih memang lebih baik daripada sekadar merendah. Selain baik bagi wibawa pribadi, kita tidak underestimate diri sendiri. TErimakasih Pak D. I'm grateful to see you. Juga sama mas wink, yang mengutarakan kekagumannya atasku. Terimakasih atas pujiannya wink, pasti kamu juga bisa.

Dalam bersyukur, aku membacanya di buletin dakwah saban jumat "Wa Islama" yang berjudul " Apapun Keadaannya, Bersyukurlah!). Saya tidak akan membahas isinya, namun pelaksanaan dari saya. Saya merasa bahwa saya harus bersyukur atas segala prestasi yang telah saya raih dan segala kelebihan yang saya punya serta tidak memandang rendah kekurangan/kegagalan orang. ALhamdulillah ya Allah...Segala puji untukmu. yang telah mengingatkanku. Yang telah memberiku banyak anugerah.. Aku masih ingin anugerahmu...

(Note : Sebenarnya ini dah lama dibuat, namun baru bisa dimuat sekarang)

20 Juli 2009

18 Juli 2009

Fyuhh....

ASw
hai blogger...

pa kabarnya?

lama g isi ni lagi ya..

ni saya lgi nyiapin beberapa program matlab iseng2..buat maen2. Eh begitu dibikin agak serius, kok jadi agak ribet ya..

nnti kapan2 bisa diposting lah. buat bagi2, sp tw ada yang bisa nyempurnain..

Pa kabar MU? Ga jadi kesini ya? Too Bad...

Just wanna say hi to you..bubye...

04 April 2009

Njajal bikin jurnal

Alhamdulillah, akhirnya bisa juga nyoba bikin jurnal. Jurnal sederhana saya berjudul

Perencanaan Dana Pensiun Sederhana.
tersedia dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris

KArena saya belum bisa pake LateX, maka saya kasih aja link downloadnya ya. Pake ifile.it karena bisa pake download manager..Mohon diberi komentar dan kritiknya.

ENjoy..
Perencanaan Dana PEnsiun Sederhana
Simple Planning for One's Pension Fund

Nasgor dan Bubur Manado

Nasgor dan Bubur manado.

Cerita berikut menceritakan mengenai dua dari banyak makanan favoritku. Adalh nasi goreng dan bubur manado yang kerap membuatku "ngiler" kalau pulang. Hal ini karena selama di jogja, jarang aku menemui 2 makanan ini.

Mungkin ada yang bertanya, nasi goreng kan banyak di jogja?
hmm...Memang banyak, namun varian inilah yang belum pernah kutemui sebelumnya. Yang istimewa adalah karena nasi goreng ini tidak dibubuhi kecap maupun saus (tomat) apalagi saos sambal. Bisa dibilang, nasi goreng ini hanya mengandalkan rasa dari bumbu2 intinya, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, garam. Dah ada pernah denger nasi goreng macam ini?

Untuk Bubur manado, makanan ini cukup unik karena jarang ada di jogja. Tapi tentunya kalian sudah paham kan mengenai makanan yang satu ini. BErikut, disertakan gambar2 lezat tentang keduanya..

Sekedar pemberitahuan, aku mengkonsumsinya di sore hari. Seporsi nasi goreng dilanjutkan dengan seporsi bubur manado..Nyam, camilan yang lezat nan mengenyangkan..:p

---------------------------------------------------------------------------------
Plain fried rice and bubur manado(Porridge of Manado)..

The following story tells about two of many favorite food cooked by my mom..They are Plain Fried Rice and bubur manado which always make me hungry. I can eat them only when i am home, because i dont see them much in Jogja.

Some people might wonder, what PLain fried rice is and what the difference with other fried rice is. I have seen alot of fried rice in various type, but something that makes this fried rice special is that it doesnt need soy bean sauce or tomato sauce. And that is the reason I named it "PLain". Since it doesnt need any sauce, the taste depends on the ingredients itself but the rice.

As for Bubur manado, it is a quite famous food but I rarely found in Jogja. SInce it is a quite famous one, I wont tell any further about it. ENjoy the tasty pictures..

For your information, I ate them late in the afternoon as a snack. A portion of PLain fried rice before a portion of Bubur manado..I was full afterwards...




Kisah Lem besi

Beberapa hari yang lalu, bapakku mencari2 lem besi. Mendengar kata "lem besi", aku tersenyum geli sendiri. Ada apa gerangan?

Lem besi memberikan kenangan sendiri bagiku. Hal ini terjadi ketika aku masih duduk di kelas satu smp. Waktu itu, aku memakai sepatu baru. Sepatu itu masih baru2nya ketika akan kupakai bermain bola di lapangan besar untuk pertama kalinya. Dengan bangganya, sepatu baru yang tampak besar itu kupakai.

Yang tak disangka2 terjadi. Sepatu itu--yang notabene bukan sepatu bola, melainkan sepatu sekolah biasa--mengalami kerusakan pada solnya. Solnya bolong pada hampir tiap bagiannya..DUH!!

Keesokan harinya kuputuskan untuk mencari cara agar sepatu itu tetap bisa kupakai seperti sedia kala. Bahan yang ada saat itu kuanggap mungkin untuk memuluskan keinginan polosku adalah sirap dan lem besi. Yak, sirap dan lem besi. Dengan mengendap2, ku patah2kan beberapa potong sirap lalu kutempelkan ke alas sepatu dengan lem besi. Lembaran sirap itu kujadikan pengganti sol sepatu.

Rencana ini nampaknya berjalan mulus untuk beberapa hari sebelum akhirnya ketahuan oleh orangtuaku. Aku tak dimarahi karena penyalahgunaan sepatu dan lem besi, namun karena tidak jujur kepada mereka. Aku terlalu polos untuk meminta sepatu baru. :p..

AKhirnya, aku dibelikan sepatu baru. Dan kisah ini menjadikan suatu kenangan yang mungkin hanya teringat ketika terdengar kata kunci "lem besi".

------------------------------------------------------------------------------------------
Glue for metal material

A few days ago, my dad was looking for this kind glue. Then, i remembered a funny story of mine. Do you have any idea what it is about?

That glue gave me something funny to remember. It happened when I was in my fisrt year of junior high school. It is equivalent to class VII. I was happy because I got a pair of new shoes. Then, I wore them for playing football, but not in the small court..hmm..It was my first time, though. I couldnt wait for my first experience in it.

I was shocked when I found out that something bad happened. There were holes in both of my soles. I terribly played wearing shoes that were not designed for playing football..

The next day, I searched for the best possible way to hide the holes. Instead of thinking of taking them to sole-fixer, I chose some sirap(piece of wood used to build fence) and that glue--glue for metal material. I sticked some piece of sirap using the glue to cover the holes.

The plan went well for a few days until my parents found out. I was thankful that they were not mad at me for the holes, but for not saying the truth. I was too plain young to ask for a quick replacement for my shoes at the time.

Finally, They bought me a new pair. It is some memory that was triggered by keyword :"glue fo metal material".

23 Maret 2009

Bibi Gado2 dan Es Cendol

Di balikpapan, dapat dengan mudah kita temui pasangan dua wanita ini berjalan berdampingan. Mereka adalah rekan kerja yang saling bahu-membahu dalam usaha berdagang es cendol dan gado2/rujak. Yang satu menjual gado2 dan rujak, dan yang satunya lagi berjualan es cendol. Mereka merupakan pedagang tradisional yang menjajakan dagangannya dengan berkeliling(berjalan kaki) menyambangi para calon pelanggannya dari rumah ke rumah. Dengan logat madura, mereka meneriakkan dagangan mereka, "Do..Gaddoo...Es Cendooolll...". Kami pun biasa memanggilnya dengan sebutan " Bibi gado2 dan Bibi Rujak". Untuk selanjutnya, kita akan menyebut kedua wanita tersebut dengan "Si Bibi". Tidak seperti pedagang lain yang menggunakan gerobak sebagai alat bantu mereka berdagang, si bibi berdagang dengan menggunakan semacam meja kayu yang dibawa dengan menaruhnya di kepala si bibi. "Meja" ini berisikan segala macam bahan dan alat untuk meracik Gado maupun es cendol. JAdi, ketika ada pelanggan memanggil, mereka akan menaruhnya ke lantai dan mulai melayani si pelanggan.







Kalau kita membayangkan keadaan kota di Balikpapan yang penduduknya kebanyakan bertempat tinggal di kawasan perbukitan yang terkadang terjal, usaha dagang semacam ini pun tak bisa dibilang gampang. Jika menggunakan gerobak, untuk mendatangi pelanggan yang tinggal di daerah perbukitan, mereka harus naik turun mendaki bukit2(kalo orang balikpapan sih menyebutnya dengan sebutan "gunung"). Bisa dibayangkan perjuangan mereka.

Sekalinya mereka menemukan pelanggan, hanya senyum yang mereka beri pada kami pertama kali. Walau berpeluh, tak sekalipun peluh menetesi dagangan mereka. Dan inilah hasil karya mereka.









Keduanya dapat diperoleh dengan mengeluarkan kocek sebesar 11rb rupiah.
Bahan Gado2 : Kacang goreng, garam, bawang putih goreng, petis, gula merah, kangkung rebus, taoge rebus, tempe tahu, lontong dan krupuk. Terkadang pakai telur ayam rebus.
Bahan cendol : cendol, mutiara, bubur sumsum, (jenang)jendol, santan dan gula merah..

PAsangan makanan ini dapat menggoda selera dan sekaligus melepas rasa lapar karena porsinya yang cukup banyak. Nyammm...

Untuk perbandingan, walaupun disebut gado2, masakan ini berbeda dengan gado2 siram yang berisikan kentang, tempe tahu, lontong, selada dan saus kacang yang dimasak terlebih dahulu. Enaknya gado2 ini adalah kesegaran dari saus kacangnya yang dibuat pada saat itu juga.

Nyam nyam....

22 Maret 2009

Resensi Energy Beyond oil

Ini adalah salah satu buku yang layak untuk dibaca(atau diunduh alias download) bagi mereka yang ingin tahu apa sajakah sumber energi alternatif untuk menggantikan peran minyak di masa depan. Seperti yang kita tahu, belakangan ini makin besar kekhawatiran mengenai ketersediaan energi di masa depan karena minyak merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan. Kesimpangsiuran mengenai kapan "peak oil" akan terjadi juga menjadikan masyarakat dunia sempat khawatir akan ketersediaan minyak. Bahkan, tahun kemarin, harga minyak sempat mencapai rekor tertingginya dalam sejarah manusia. Sebenarnya, sumber energi apa saja kah yang dapat kita gunakan sepeninggal minyak dan gas.

Selain masalah ketersediaan, masalah lain mengenai penggunaan minyak adalah pada masalah polusi yang ditimbulkannya. Masalah ini berkaitan dengan minyak dan bahan bakar fosil dalam penggunaannya merupakan salah satu penyebab terjadinya global Warming. Ditambah lagi, penggunaan minyak terbesar adalah untuk pembangkit listrik, diikuti oleh transportasi. Oleh karena itu, di tahun 2005, St John College, London mengadakan Workshop sehari dengan tema "Energy...beyond oil". Hasilnya adalah kumpulan dari makalah2 pembicara dijadikan buku ini.

Buku ini membahas mengenai masalah2 energi seperti yang diberikan sekelumit diatas, juga membahas mengenai alternatif2 energi seperti : Geothermal, Ombak dan gelombang laut, angin, nuklir, energi fusi, matahari, biosolar, hidrogen. Selain itu, dibahas pula mengenai efisiensi energi dalam desain bangunan dan menjalankan transformasi ke energi ekonomi baru. Pada masing2 bahasan mengenai sumber energi alternatif, diberikan mengenai gambaran umum penggunaan dan cara memperoleh energi tersebut. Ditambah pula tentang kelebihan dan kekurangan dari pengunaan masing2 energi tersebut.

Yang perlu penulis garisbawahi adalah dari beberapa sumber alternatif energi tersebut, energi panas bumi(geothermal) adalah yang paling potensial dilaksanakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif dan energinya dapat digunakan sebagai pembangkit listrik untuk jangka waktu yang sangat lama. Begitu pula dengan biosolar dan tenaga surya. Keduanya sangat potensial untuk digunakan di indonesia, namun masih terkendala dengan teknologi. TErlebih, eksploitasi biosolar dipandang dapat mengganggu ketersediaan pangan dan memangkas hutan hujan tropis. Walaupun Indonesia merupakan negara maritim, namun penggunaan energi ombak masih terkendala dengan teknologi dan investasi yang masih sangat tinggi.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa kita belum punya kandidat kuat untuk pengganti bahan bakar fosil yang selama ini kita gunakan. Kelebihan dari bahan bakar fosil khususnya minyak dan gas adalah kemudahan dalam memperoleh dan pengiriman dan penggunaannya. Hal ini sebaiknya tidak membuat kita berputus asa untuk terus mencari dan mendukung tersedianya energi baru untuk generasi berikutnya. Mari kita terus kembangkan teknologi!

Pesta rakyat!

Pemilu selalu dimottokan sebagai pesta demokrasi, pestanya rakyat. Pesta dimana rakyat diberi kebebasan dalam memilih wakil2nya demi memajukan negeri

indonesia. Memilih wakil2 dari partai politik untuk menyalurkan aspirasi mereka di Lembaga DPR dan DPRD. NAsib Negara Ada Di tangan RAkyat, Itulah yang

didengung2kan dari pesta ini.

NAmun, melihat kampanye2 terbuka yang diselenggarakan partai politik berupa panggung hiburan dan konvoi kendaraan, penulis merasa miris. WAlaupun dengan

maksud untuk menjaring simpati para calon pemilih a.k.a masyarakat, terutama rakyat kecil, hal ini dalam pelaksanaannya membuat penulis merasa demikian. Hal

ini karena dari 2 macam kampanye tersebut, rakyat berjoged ria, menggeber kendaraan bermotornya sebising2nya, mengibarkan bendera partai sekencang2nya

kekanan kiri, beramai2 bergembira bersama juru kampanye. Bagaikan berpesta. Pesta nan meriah pun gratis. Bahkan ada yang mengelu2kan sang ketua umum partai

sampai rela berjejal2an demi mendapat cium tangan beliau, "sang idola". Walaupun ada contoh pula ketika salah satu partai politik menggelar panggung hiburan,

para simpatisannya lebih memilih untuk mendengarkan lagu yang dibawakan sang artis ketimbang janji2 sang juru kampanye...

MEnurut penulis, daripada menggelar kampanye yang demikian, lebih baik berkampanye dengan cara lain yang lebih bermanfaat dan kreatif. Seperti mengunjungi

pasar2 sambil berdandan ala tokoh pewayangan untuk melihat warganya secara langsung. Berbagai macam cara masih banyak. Penulis lebih memberikan saran

mengenai berkampanye tidak hanya pada jatah kampanye yang diberikan menjelang pemilu, namun alangkah baiknya berkampanye dengan memberikan karya nyata selama

5 tahun sebelum pemilu. Dengan sering berkomunikasi dengan rakyat dalam waktu yang demikian longgar, bukan tidak mungkin akan mengurangi perasaan skeptis

pada rakyat yang perlahan2 mulai "cerdas" untuk tidak terlalu percaya janji2 manis para calon legislatif menjelang pemilu. Dan bukan tidak mungkin pula dapat

mengurangi jumlah golput. Partai politikpun tak perlu terlalu intensif dengan cara menggenjot target dalam waktu 3 minggu ini. PAra ketua umumnya pun tidak

perlu berkelana seluruh Indonesia dalam waktu yang demikian singkatnya. TAk perlu pula harus sikat sana sikat sini menjatuhkan lawan dalam berkampanye.

Katanya, Si beliau telah kembali demi rakyat..Emang abis dari mana sih selama ini..:-(

Menanggapinya, penulis pun kemarin melakukan pesta ala rakyat kecil biasa. PEsta, karena perasaan penulis saat melakukannya mirip dengan perasaan ketika

menikmati hidangan pesta nan lezat. Yang penulis lakukan adalah menggoreng telur ceplok kemudian menikmatiny dengan nasi putih hangat yang diramaikan oleh

sambal kecap bawang merah+tomat. Nyamm...Nikmat nian. Hati dan Lidah serasa berpesta. Tak perlu biaya besar. Tak perlu panggung meriah. Tak perlu kaus2 ,

poster, pin, stiker. Perut kenyang, hati senang, lidah pun bergoyang. Benar2 kenikmatan rakyat..

11 Maret 2009

New type of interview

I just looked up a newspaper,KOMPAS n it enlisted lots of vacancies in KARIR section..

There was one thing that tickled me..

It was titled..."Walking Interview"....

It's interview while you walk with the interviewer..

he3x..

Actually, such things happened quite alot.

And i directly give the solution, it should've been "Walk in Interview". You come, submit the CV and directly be interviewed for the job..

Any other mistakes that any body finds and dont know the right answer? Let me know in ebonz_krenzy@yahoo.com. ANyone can participate.

It's not a matter who make mistakes but the willingness to develop through it..

08 Januari 2009

The Real Marketer 2.0 by SWA Sembada

Itulah judul dari salah satu artikel dalam rubrik Sajian Utama majalah SWA Sembada no 26/XXV/4 terbitan 17 Desember 2008 yang baru saja saya baca. Dalam artikel ini, dipaparkan analisis dan hasil survey majalah tersebut mengenai profil seorang marketer yang dibutuhkan perusahaan di jaman sekarang.

Dalam artikel ini, dibahas mengenai perilaku marketer atau pemasar di jaman yang serba canggih. Dengan derasnya arus media sosial, blog, milis, pasar dinamis, pemasar seperti apa yang dibutuhkan.

Disini diceritakan pula mengenai kebiasaan mereka yang berkecimpung dalam dunia pemasaran. Ada yang diceritakan kesibukannya yang tak henti karena daerah tanggung jawabnya adalah ASEAN. Hal ini mengharuskannya siap sedia 24/7 jika pekerjaan memerlukannya. Ada pula yang saking sibuknya sampai ia bangun pagi jam5 pagi, tancap gas menuju kantor pukul 5.30, olahraga selama 1 jam lalu sarapan, lalu membaca laporan kantor cabang sebelum pukul 8. Aktivitas hari itu berhenti di pukul 21.00.

Secara umum dan singkat, berikut diberikan kriteria pemasar versi 2.0(dikutip dari SWA Sembada edisi 26/XXV/4 hal 34)
* Sangat bergantung pada notebook dan smartphone. Optimal dalam penggunaan kedua gadget tersebut.
* Bergabung secara intens dengan komunitas media online.
* Mobilitas tinggi, baik di dalam maupun diluar negeri.
* Punya pergaulan dan jaringan global.
* Haus informasi dan pengetahuan baru
* Memiliki blog atau website pribadi
* Terampil dan aktif melakukan riset untuk pengembangan bisnis, karir dan personal branding
* Bekerja tak kenal hari kerja atau hari pekan
* Aktif dan inovatif dalam mencari dan menerapkan terobosan-terobosan pemasaran.

Adapun beberapa tambahan dari menyimpulkan hasil survey yang dilakukan SWA, bahwa pemasar generasi baru ini :
* Mengecek email kebanyakan lebih dari 30 kali dalam sehari (bisa menggunakan fasilitas push email, misalnya).
* Mengikuti milis pemasaran
* Meng-update blog setiap 3minggu sampai sebulan sekali.
* Memiliki komunitas/jejaring online macam friendster, facebook, dan myspace
* Bekerja tak memilih lokasi. Kebanyakan bekerja, baik diluar maupun didalam kantor
* Selalu meng-update ide bisnis baru dan karir, baik dengan browsing di internet, membaca buku-buku pemasaran, mengikuti lokakarya/seminar baik dalam maupun luar negeri, ataupun hanya mengikuti milis
* Dan sering mempresentasikan ide/konsepnya pada orang lain.

Keterlibatan seorang pemasar diluar pekerjaannya yang seabrek dalam kegiatan-kegiatan ataupun mengikuti komunitas seperti motor gede, mobil, kuliner dipercaya sebagai cara mendapatkan ide-ide kreatif dan meneliti sudut pandang orang-orang dalam komunitas tersebut. Jadi, pemasar bukanlah pekerja kantor belaka yang kerja-pulang pukul 8-5 senin sampai jumat. Pemasar jaman sekarang pun harus mau sesekali melihat kondisi pasar yang sebenarnya dengan turun ke lapangan. Dan juga punya mental baja yang tahan penolakan, karena memasarkan produk tidak semudah menyuruh (calon) pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan. Apalagi menjadi pelanggan setia. Dunia seorang pemasar memanglah sangat dinamis.

Kedinamisan dunia pemasaran ini membuat banyak kaum muda seperti tersihir untuk terjun ke bidang ini karena menjanjika karir cerah dan penghasilan bagus (SWA Sembada edisi 26/XXV/4 hal 30:Profesi yang Kian Basah). Namun kaum muda pun harus memiliki modal seperti yang telah disebutkan diatas. Walaupun mungkin dapat dibayangkan beratnya jalan yang akan dilalui, majalah ini menyebutkan bahwa para peserta Young Marketer Award yang diselenggarakan oleh SWA bekerja sama dengan MarkPlus dan Indonesia Marketing Association ini pun rata-rata belajar pemasaran justru setelah memasuki dunia kerja. Jadi, peluang menjadi pemasar pun besar apapun latar pendidikannya. Hanya tinggal menyiapkan diri sendiri untuk menjawab tantangan sebagai pemasar.

Kenapa penulis membuat artikel ini? Ada beberapa hal yang mendasari penulis menuliskan hal ini. Pertama, karena isi artikel majalah SWA yang menarik, dinamis, menantang membuat penulis dapat menghabiskan hampir semua(termasuk iklan) materi majalah dalam 2 hari(efektif 4 jam). Dunia bisnis memang sangat dinamis. Agak bertolak belakang dengan kehidupan penulis yang agak monoton. Setelah membaca majalah tersebut, serasa kita bisa menggenggam dunia dengan kemampuan sendiri. Penulis juga berkeinginan untuk berbagi ilmu yang sedikit ini bagi teman-teman yang ingin menjajal dunia pemasaran. Hal ini penulis lihat dari rubrik Klasika Kompas yang berisi lowongan kerja yang banyak sekali menuliskan lowongan Management Trainee ataupun tenaga pemasaran. Walaupun pada entry level, hal-hal berikut sangat berbeda, namun jika prinsip-prinsip diatas sudah terpatri dalam prinsip, hal-hal ini yang bisa mengantar kita sukses di tingkat yang lebih tinggi. Jadi, walaupun materi majalah ini lebih cocok untuk para manajer, namun apa salahnya jika kita tahu duluan? Hal ini pula yang disadari penulis, karena lowongan pemasaran inilah salah satu lowongan yang dapat dijajal lulusan matematika (karena mencantumkan “untuk semua jurusan”). Karena tidak semua lulusan matematika bekerja dibidang matematika. Jadi, siapkah menerima tantangan menjadi pemasar?

03 Januari 2009

Comment for an article..

here is a comment for
a friend's article
Have u seen a programme "Vue du ciel"?

In one occasion, they told us the story about the scarcity of water especially in the middle east as it lies a lot of desserts. But, it is amazing to found out that there were ruins found in one of their desserts. It is said that it is the ruins of a city. A merchant city(city of trading) to be exact. And due to its scarcity for water, they made a policy to use it wisely together, free of charge. Imagine, suppose you have to share your water for other people to take a bath, feed their sheeps, and for wudhu in such places. It is very contrast to Jordan.

In jordan, people have to buy and queue for water. Especially in summer, as the temperature may reach 40 deg Celcius. To overcome such scarcity, the government tried to get water from one of the the river's branch of Jordan river. It implies in the decreasing water level of The Dead SEa..

It is also given that we only use at about 3% of earth's water. Then , Where is the other 97%? such percentage is summarized by the the reserved water into iceberg, oceans, and cave water..

In france, It means "SCenery from the sky(above)"