Mengomentari Artikel di kompas.com mengenai himbauan salah satu dirjen migas tentang penggunaan premium untuk mobil diatas 2000cc.
Agak sebal juga membacanya,boleh liat di
imbauan tidak pakai premium
karena menyadari kejadian di SPBU-SPBU bahwa masih banyak mobil-mobil yang bervolume silinder besar (dari sini, kita sebut saja mobil >= 2000cc) yang mengantre premium. Tetapi tetap saya angkat topi pada mereka yang memakai pertamax.
Kembali ke sebalnya rasa ini, karena pemerintah tidak mengantisipasi masalah yang satu ini. Koar2 bahwa BBM harus dinaikkan karena subsidi membengkak, tetapi mobil2 >= 2000cc tetap boleh menikmati. Bikin SmartCard lah, menaikkan bea masuk mobil mewah lah, ribet. SmartCard tak kujung rampung lagi teruji aplikasinya dimasyarakat, dan mobil2 mewah tak kunjung berkurang kecepatan penambahannya. Kenapa tidak membuat peraturan bahwa mobil >=2000cc dilarang mengkonsumsi premium. Hantam rata saja. Buatlah kebijakan yang mudah diaplikasi dan mudah diawasi masyararakat. kalau boleh berandai, versi anarkis dari peraturan ini adalah mobil >= 2000cc bisa diremuk massa kalau beli premium, apalagi dalam jumlah besar.
Saya cukup menyesalkan komentar beberapa selebriti menjelang kenaikan BBM yang terakhir lalu, sebagai contoh Tessa Kaunang yang berkata dia akan mengalihkan konsumsi BBMnya ke Premium lagi (entah sebelumnya mengkonsumsi bahan bakar jenis apa), dikutip dari salah satu tabloid wanita terkenal di Indonesia. Itu jurus jitu dari mbak Tessa untuk berhemat BBM. Hmm..Bukan sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seorang figur publik. Begitu pula mas hengky Kurniawan yang mengatakan akan membeli mobil baru yang bervolume silinder lebih kecil untuk mengantisipasi kenaikan BBM karena selama ini ia menggunakan Mobil BMWnya untuk sehari2 dan ia bisa menghabiskan 400rb sekali isi dan itu hanya untuk 2-3hari. Alamak Jannn...(bisa buat nraktir bensin berapa kendaraan bermotor tuh) . Tapi komentar mas Hengky masih lebih baik. Semoga mas memakai Pertamax ya mas! Biar jadi Seleb yang kaya secara materi tanpa Subsidi pemerintah!
Katanya pula bahwa kenaikan harga BBM sebagai bentuk sosialisasi pada masyarakat bahwa kita harus pelan2 melepas ketergantungan subsidi, namun Desember 2008 nanti, harga BBM turun. Bah, Kenapa tidak sekalian saja dideklarasikan bahwa masyarakat sudah bebas dari subsidi? Kalau seperti ini, hanya akan tetap memanjakan masyarakat. Walaupun alasannya adalah meningkatkan daya beli masyarakat, ini hanya akal2 pengusaha agar mereka tetap survive dalam krisis ini dan mereka mengancam secara halus dengan PHK. Bisa bilang apa pemerintah dengar kata PHK? Kelepek kelepek..Mending subsidi disalurkan untuk program PNPM...
Saya bangga dengan adik saya yang terus menggunakan Pertamax untuk kendaraan Honda Supra X PGM-FI 125. Saya pun tengah memantapkan diri untuk beralih ke pertamax untuk Supra X 125 saya. Tapi ya itu lagi, suramnya penjualan pertamax membuat pertamina kurang menambah cabang SPBU yang menjual pertamax.
Untuk motor2 yang cc besar (>=200cc) apalagi yang 2 tak, yuk, kita pakai pertamax. Mari berkontribusi untuk negeri.
Unofficial note : Penulis hanya sedang mencoba spirit lain dalam menulis. Maaf jika ada yang tersinggung.
Pertamax masih Rp 6800 per liter, ntar ganti Pertamax klo udah 6000 per liter
BalasHapus