16 Desember 2008

Makrab KPMB 2008

Asw.

Selamat malam dunia. Eka baru saja pulang dari acara Malam Keakraban Mahasiswa Balikpapan 2008 yang diadakan Camping LAwu REsort, Tawangmangu pada 13-14 Desember 2008. Acara 1 malam 2 hari itu diadakan oleh Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Balikpapan. Dengan tema "Fun for Survive", acara ini bertujuan untuk mengakrabkan para mahasiswa Balikpapan melalui serangkaian permainan yang menyenangkan di alam bebas.

Hari pertama dilalui dengan penuh penantian bus dari jam12 sampai jam2. Menurut saya, ini adalah strategi panitia untuk mengantisipasi peserta yang datang molor sehingga acara tidak tambah molor. Sambil menunggu bus, kami sedikit berkenalan sambil menonton siaran Toyota Cup. Ketika bus datang, tidak langsung serta merta pemberangkatan dimulai. HArus ada sedikit waktu yang tersita untuk memberikan kesempatan peserta untuk mempersiapkan perlengkapannya menuju bus. Ada 30 menit kami menunggu bus sampai penuh dengan keadaan yang panas (semi sauna). Tapi akhirnya kami bisa berangkat tanpa harus "terapi sauna" yang lebih lama.

Perjalanan sekitar 3 jam diwarnai dengan cuaca cerah diselingi hujan yang terkadang deras. Dan dengan racauan siaran radio asal solo/Klaten yang memuakkan.

Kami sampai di kawasan perkemahan ketika matahari meninggalkan berkas suryanya yang terlihat memerah semu layaknya pipi seorang gadis yang malu2 meninggalkan para pejuang nan gagah..

Tanpa ba-bi-bu lagi, kami segera menempati tenda yang telah disiapkan panitia. Namun, begitu melangkahkan kaki menuju musholla mini nan gelap, kami mendapati pemandangan kerlap kerlip Solo kala malam. Indah. Namun kehidupan didalamnya tidak selalu seindah pancar kerlip lampu malam hari dari pegunungan.

Kira2 jam8 malam, setelah makan malam, pembagian kelompok dan pertunjukan yelyel dengan muka tebal, kami akhirnya menikmati makan malam berupa ayam bakar. Impor dari Jogja, tapi karena banyak acara sebelum makan malam, salah satu hidangan tak dapat dinikmati. Sembari menikmati makan malam, kami disuguhi perkenalan panitia dan KPMB. Ide ini mungkin tercetus dari cara lobi para pejabat yang biasanya dilakukan sambil makan malam.. :-).

Setelah menyelesaiakan makan malam, kami mengira sudah tiba waktunya tidur karena hawa dingin, perut kenyang dan pegal perjalanan merupakan kombinasi sempurna untuk tidur. Namun kesempurnaan itu ditunda oleh Ekspresi didepan api unggun. Masing2 kelompok memberikan persembahan bagi teman2nya. Yang paling gampang dan cepat ya menyanyi diiringi petikan gitar. Setiap kelompok memecah hening dengan tepuk tangan dan hebohnya persembahan masing2. Akhirnya, jam11 kita (mencoba) tidur.

Sekedar mencoba tidur pun agak sulit. Ada yang bisa tidur dalam "Perfect silence", kesunyian yang sempurna. Keheningan yang diiringi orkestra jangkrik2. Ada yang membuat orkestra ngorok. Ada yang mengobrol2, merokok dan bermain gitar dulu. Kalau yang wanita, apakah mereka menyempatkan untuk berhias menjelang tidur dibumbui dengan obrolan khas wanita? Ada yang persiapan tidurnya macam mau berangkat perang. Tameng hawa dingin menghiasi dari kepala sampai ujung kaki seperti : kupluk, syal 5 lilit, jaket tebal, kaos tangan, kaus kaki 3 lapis, sarung dengan dalaman celana panjang. Tapi, satu hal yang pasti, saya bisa pastikan hampir semua manusia didalam kemah tidur meringkuk..

Subuh dijalankan dengan tubuh menggigil. Belum tebal kabut yang menggelayuti tebing. Mentari pun pelan2 membangunkan penghuni bumi yang peduli padanya. Memberikannya senyum ala pagi hari. Bahagia sekali.

Kebahagiaan ini dilanjutkan dengan hiking menyusuri sawah dan tebing menuju Air Terjun Grojokan Sewu(maaf jika salah redaksi). Perjalanan yang memakan waktu kira2 40 menit ini diwarnai dengan sapa hangat petani setempat. Dan licinnya medan yang menurun. Sesampainya disana, yang ditakutkan akan diwajibkannya membawa baju ganti pun terbukti. Kami bermain permainan yang menyebabkan kami harus basah kuyup. Ada yang sampai gemetaran seluruh tubuh. Selama permainan, kami sempat mencoba menyapa para monyet yang berburu makanan( dalam kasus ini satenya pak penjual sate ayam). Kegiatan sapa-menyapa saudara sangat-jauh-sekali lain bapak-ibu ini harus berhenti karena lemparan sapu pak penjual sate ayam yang lebih mirip atlet lempar lembing. Tak ada jatuh korban jiwa dari peristiwa ini.

Permainan ini rupanya menyita waktu dan stamina karena medan yang ditempuh menanjak. Kaki gemetar, perut keroncongan, badan menggigil dan rangkaian ranjau tak bertuan yang di-deploy(sebar) si kuda tak membuat kami gentar untuk mengejar sarapan yang dijanjikan panitia.

Waktu menunjukkan pukul 10 ketika kami selesai mandi. Menyongsong sarapan yang berupa nasi goreng dan teh hangat. Dan kebanyakan pria menuntaskan dendamnya pada sesi ini. Dilaporkan tak ada piring yang mampu menahan porsi kuli para pria. Bahkan dua orang dengan terang2an menambah porsi sarapan mereka. Salah satunya ya saya sendiri..

Dan inilah waktu outbound. Karena hiking telah menyita stamina dan konsentrasi peserta, panitia menyiapkan outbond berupa pos-pos yang disebar sekitar kawasan kemah kami. Untuk meramaikan suasana, para panitia yang tidak bertugas dengan suka rela menyumbangkan suara. Beberapa bisa dikatakan sumbang.

Puncak outbound adalah lomba estafet bakiak. Namun, acara ini akhirnya dibatalkan dikarenakan bakiaknya rusak oleh tenaga kuli peserta. Efek sarapan ala kuli, mungkin.

Sekitar pukul 12 kami makan lagi. He. Kali ini sup ayam. Enak dan hangat. Sobat kental untuk melawan cuaca dingin Lawu. Kombinasi sempurna untuk tidur sekali lagi menggoda kami untuk segera menuju tenda.

Akhirnya panitia memberikan kesempatan untuk evaluasi. Namun, acara evaluasi dan pengumuman pemenang pelbagai permainan harus bubar karena hujan deras tiba-tiba mendera perkemahan. Berlindung dalam kemah, kami menunggu hujan agak reda untuk kemudian menyerbu bus yang telah menanti untuk mengantarkan pulang.

Seakan Lawu belum merestui keinginan kami untuk angkat kaki darinya, kami akhirnya pulang diiringi hujan lebat. Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, kebanyakan peserta mengisi perjalannnya dengan mencicil jatah tidur yang tertunggak. Untungnya kota jogja diberikan cuaca cerah. Acara kepulangan sepertinya berjalan lancar.

Semoga oleh2 berupa kartu nama teman2 bisa berguna di masa depan. Kalau kebetulan teman2 makrab membaca ini, jangan lupa untuk memberikan komentarnya. Yang merasa haknya untuk di tidak dipublikasikan dalam artikel ini saya langgar, mohon kirim pemberitahuan ke : ebonz_krenzy@yahoo.com. Terimakasih.

2 komentar:

  1. wah, ternyata eka habis rekreasi ya...
    ketemu aku malah langsung tanya, "kapan pendadarannya?"
    "segera ka !!", jawabku.

    BalasHapus
  2. 13-April-2006, ada orang-orang gila yg jg bertualang ke Tawangmangu...

    BalasHapus