05 Desember 2009

Proaktif vs Reaktif

Membaca buku 7 Habits of Highly Effectively TEens sewaktu remaja dahulu belum menjamin bahwa 7 tahun kemudian kita akan bisa berlaku seperti yang ada pada buku tersebut walaupun telah mencobanya.

berpikir reaktif dianalogikan sebagai botol minuman bersoda yang digoncang2. Kita pun sudah paham apa yang terjadi bila tutup botol tersebut dibuka. Isi botol itu pun akan menyembur kemana-mana.
Lain halnya dengan proaktif. Proaktif adalah kebalikan dari sifat reaktif. Ia tahan guncangan, walau diguncang pun ia tidak akan menyemburkan isinya kemana-mana seperti halnya analogi sifat reaktif.

Orang yang bersifat reaktif cenderung berlaku menurut keadaan sekitarnya. Jika ia tidak diguncang, maka ia akan tetap tenang. Namun, bila diguncang, ia akan ikut berguncang dan bergejolak sehingga akhirnya mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya tanpa melihat keadaan di sekelilingnya.
bila Seseorang mampu berlakju proaktif, ia tidak akan goyah karena guncangan. Ia akan berlaku layaknya air dalam gelas, yang kembali ke bentuk semula bila diguncang. Ia dapat kembali seperti keadaannya semula seperti sebelum diguncang. Ia akan dapat berpikir tenang dan tidak terbawa keadaan sekitar. Karena ia dapat berlaku tenang maka ia akan dapat berlaku sesuai keadaan disekitarnya.

Yang manakah kita, reaktif atau positif?

Secara pribadi, saya mencoba untuk selalu bersikap proaktif. Mencoba bersikap seperti diri sendiri tak tergoyahkan oleh keadaan sekitar namun berujar sesuai dengan keadaan sekitar. Tapi banyak hal yang masih kuanggap sebagai sikap reaktif, contoh : ketika berkomentar di facebook atau blog teman, saya selalu terdorong untuk menambahkan apa yang dikomentari orang sebelumnya, juga ketika dihadapkan pada pilihan bidang untuk berkarir, dan masih banyak lagi.

Untuk mencontohkan orang untuk bersikap proaktif, saya masih butuh banyak waktu..

bagaimana dengan anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar