08 Maret 2008

Merayakan NGRAME dijogjakarta

Ketika perayaan Nyepi di indonesia diperingati oleh umat Hindu, khususnya di bali yang menjadi perhatian karena selain pelaksanaan Nyepi sendiri adalah (kira-kira) tidak beraktifitas selain beribadah kepada Sang Hyang Widhi menyebabkan Penutupan Pelabuhan selama kira-kira satu hari membuat para wisatawan mengalihkan wisatanya ke LOmbok, juga karena artikel dari suatu media massa disaat konferensi dunia mengenai Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu di Bali yang menyebutkan adalah Nyepi merupakan suatu budaya yang mendukung program sustainable development karena dapat menghemat pengunaan BBM.

hal ini yang membuat saya miris, karena pelaksanaan Nyepi kali ini yang tepat sebelum week-end malah mungkin mengakibatkan artikel tersebut tidak mempunyai pengaruh.

Kenapa?

karena kebetulan tepat sebelum weekend, umat non-Hindu mendapatkan libur "agak panjang". Ini merupakan berita gembira banyak orang. (Siapa yang tidak suka hari libur?). tetapi apa yang terjadi?

Kemacetan melanda Ambarrukmo Plaza, mal terbesar dijogjakarta. persis di Hari Nyepi. tepatnya setelah pelaksanaan Sholat Jumat oleh umat muslim. Kemacetan mulai dirasa dari arah barat yaitu jalan Adisucipto. Apalagi ketika masuk ke parkir basement. Deretan kendaraan bermotor yang mengantri untuk parkir tersu menderukan mesin dan menyebarkan banyak gas CO didalam ruang yang kurang terbuka tersebut. Padahal acara yang sedang diselenggarakan bisa dibilang bukan sesuatu yang megah yang bisa menyebabkan macet tersebut.

Inikah yang sejalan dengan ide Nyepi untuk penghematan BBM?
bagi saya, ini terasa kontras sekali. Kegiatan ekonomi berjalan semakin kencang mengikuti deru kendaraan yang menuju plasza tersebut.
walaupun yang Bermacet-ria tidak sebanding dengan jutaan umat hindu yang sedang Nyepi, tetap hal ini adalah suatu hal yang wajib digarisbawahi. tak peduli berapa banyak umat hindu yang menjalani Nyepi bisa menghemat BBM jika mereka yang tidak merayakan tidak menjalankan hakikat dari perayaan Nyepi ini alias berboros-boros BBM. SAma Saja Bohong.

Satu lagi, pada saat akan memasuki parkiran Mal tsb, udara terasa sesak oleh CO. Sudahkah pihak management Mal tersebut peduli akan nasib pekerja yang ditempatkan didaerah tersbt? sedikit sekali terasa udara segar. Sudahkah mereka diberikan tunjangan kesehatan?

Jangan mau jadi petugas parkir basement mal yang tidak memperhatikan keadaan tempat tsb!

1 komentar:

  1. Aku paling sebel kalau muter-muter di parkiran mal karena nggak ada parkir. Wew! Makanya di hari libur mending aku menyepi dari hiruk-pikuk kota yang mendadak menjadi hidup. Seperti di Malioboro yang deket dengan rumahku tiba-tiba saja pas libur panjang jadi ramai dan penuh sesak dengan wisatawan.

    Kalau kepepet banget pingin pergi ke Ambarukmo Plaza kenapa nggak menggunakan transportasi umum aja. Semisal bus TransJogja jalur 3A dan Bus Kota jalur 7? Kan jadi nggak perlu pusing-pusing macet dan cari parkiran kan? Tapi klo pacaran emang nggak enak ya klo nggak pakai kendaraan pribadi? Hehehe

    BalasHapus